Proyek Pembangunan p3-TGAI Di Desa Kebon Ratu Di Duga Lemah Pengawasan Dalam teknis Kerja.
Program percepatan peningkatan tata guna air irigasi
(P3-TGAI) Kini Bertujuan Untuk melancarkan sumber daya air ( SDA)suatu kebutuhan masyarakat Melakukan dalam pengelolaan dan pengawasan terhadap penggunaan, pemanfaatan sumber daya air agar tetap berkelanjutan pada Minggu 6/9/2024.
BM - online kabupaten serang berdasarkan hasil pantauan dan infestigasi dilokasi terlihat ada nya
suatu Kejanggalan ,dalam teknis pekerjaan pembangunan saluran air irigasi ,tersebut dipekerjakan asal pasang dan terlihat amburadul yang di duga tidak sesuai perencanaan, standar operasional prosedur
( SOP) Dalam pemasangan batu tidak menggunakan adukan lantai dasar hanya saja batu ditumpuk"tanpa digali lalu dikasih adukan bagian atas nya ,bukan hanya itu saja dalam keadaan air menggenang pun tetap saja dipasang tidak ada inisiatif untuk di sedot , dikeringkan terlebih dahulu menggunakan Alkon , seolah Pekerja tersebut terkesan membiarkan begitu saja , apakah mungkin terjamin kekuatan mutu dan juga kwalitas nya,di duga kuat dalam kegiatan P3-TGAI tersebut ada unsur kecurigaan curi-curi spek dan juga kubikasi.
Hasil infestigasi dilapangan apa yang kami lihat sebagai aktifis tentu nya untuk berperan aktif dalam sosial kontrol yang mana dalam pelaksanaan pembangunan proyek saluran irigasi ,ikut serta untuk mengawasi dan mengontrol yang mana di atur dalam undang -undang keterbukaan informasi publik nomor 14 tahun 2008.
Ditemui di lokasi salah satu Pekerja inisial yang tidak bisa disebut kan nama nya saat dikonfirmasi ,mengatakan ,saya cuma Pekerja saja pak ,untuk mengenai ketua kelompok saya tidak tau ,gak ada ketua kelompok ,saya baru kerja satu Minggu terkait ongkos upah Jasa nya ,saya di bayar harian ,satu hari nya 120 ribu pak , saya asli sini nya ,pak yang kerja juga orng sini semua,untuk mengenai fisik untuk panjang nya 200 meter dengan dalam Dan tinggi 70 cm dan untuk lebar nya 30 cm kalau pengen tau lebih jelas temui saja pak ketua kelompok tani nya.
Akibat minimnya pengawasan dari pihak dinas terkait
Kini jdi bahan sorotan tim aktivis kami sebagai awak media meminta untuk meninjau dan mengcroscek dilapangan agar mengetahui sudah sejauh mana Pekerjaan tersebut karna ini menyangkut hasil uang pajak yang di bayar dan ,tersalur kan melalui anggaran pendapatan dan belanja negara ( APBN)
Sampai Berita diterbitkan pihak- pihak terkait baik dari ketua kelompok tani atau pun tim pendamping Sampai saat ini belum bisa ditemui , susah di konfirmasi untuk dimintai keterangan dan juga tanggapan nya.
(Masturo)
« Prev Post
Next Post »