Berita Terbaru

Diberdayakan oleh Blogger.

Jeritan Hati Warga Nambo Udik "Ada Uang Bisa Kerja, Tida Ada Uang Jadi Pengangguran''




Serang - BM.Online- Rabu  19/03/2025 // Ternyata banyaknya keberadaan perusahan tidak menjamin masyarakat di Desa Nambo Udik yang  terdampak untuk penyerapan tenaga kerja yang bisa bergabung di perusahaan tersebut. 

Seperti beberapa perusahaan yang bercokol dan membuka usaha mereka di Desa Nambo Udik, Kecamatan Cikande, Serang, Banten Terlihat ada beberapa perusahaan. 

Seharusnya, keberadaan perusahaan perusahaan itu dapat membuat perubahan di lingkungan sekitar Desa, seperti menyerap banyak tenaga kerja setempat dan lain lain. Rabu 19 Maret 2025 

Namun, pada kenyataannya tidaklah demikian. Warga masyarakat masih terlalu banyak yang tidak mendapat kesempatan untuk bekerja, sekalipun hanya menjadi pekerja buruh kasar.

Hal ini juga disampaikan oleh inisial S (30), Warga Kampung Bayur, Desa Nambo Udik. Dia menuturkan kepada awak media Bandunginvestigasi.com, bahwa selama ini dirinya dan beberapa rekannya sudah cukup banyak datang ke perusahaan tersebut dengan membawa surat lamaran kerja, namun perusahaan yang tida menerima.

"Saya sudah membawa lamaran, dan sudah saya berikan ke pihak Desa namun sampai saat ini saya tidak mendapat panggilan bekerja. Dikarenakan tida ada lowongan.

Harapannya ketika masih sekolah,"Saya sangat bersemangat dan tak sabar ingin bekerja, karena di Desa saya banyak perusahaan yang bercokol," katanya sedikit kecewa

Dalam benaknya, tentulah saya bisa ikut menyumbangkan tenaga saya dan bisa berkontribusi untuk keluarga dalam membantu orang tua saya mencari nafkah sekedar untuk makan.

"Orang tua saya sudah cukup tua dan adik adik saya semuanya masih sekolah. Pastinya, sebagai anak tertua, saya merasa terpanggil untuk membatu meringankan beban hidup orang tua saya, karena kami bukanlah dari keluarga berada," jelasnya.

Tapi pada kenyataannya, S harus menerima fakta pahit. Lamaran yang ia ajukan tida mendapat kesempatan, untuk apa ia sekolah jika sulit mencari pekerjaan, yang notabenenya di desanya banyak perusahaan-perusahaan yang beroperasi.

"Ternyata, susahnya orang tua saya menyekolahkan saya, tidak sebanding dengan harapan saya untuk bisa ikut bekerja di perusahaan yang bermukim di Desa kami ini," keluhnya dengan mata yang berlinang.

Sementara, menurut Sumardi Warga Nambo Udik menyampaikan, baru baru ini ada banyak yang masup bukan Warga Nambo Udik. Tapi justru kebanyakan yang masuk orang dari luar Desanya.

"Saya tidak tahu, mengapa bisa begitu. apakah mungkin orang-orang yang masuk itu titipan dari oknum atau mereka bisa masuk karena memakai biaya (Uang). Apakah harus punya hubungan dengan pemerintah dan lain sebagainya juga saya tidak tau," Ujar Sumardi dengan raut wajah yang makin sedih campur Kecewa




Sumardi juga tak habis pikir mengapa bisa demikian. Seharusnya, perusahaan yang beroperasi di daerah tersebut lebih mengutamakan warga sekitar, tapi justru yang banyak masuk malah orang dari luar desanya. 

"Ada apa ini ya?, Kalau seperti ini terus, akankah kami warga Nambo Udik banyak yang hanya jadi penonton saja?," ungkapnya

Hal ini tentunya harus menjadi perhatian serius bagi instansi terkait. Sebab, sejatinya keberadaan perusahaan-perusahaan tentunya diharapkan oleh warga sekitar dapat membantu mereka dalam mengurangi pengangguran. Dan tentunya, perusahaan juga bisa memberikan dampak positif, seperti melalui program CSR maupun sosial lainnya.

Red/Tim

Previous
« Prev Post
Show comments

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *